Efektifitas Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Penyuluhan Keluarga Berencana dalam Meningkatkan Pemahaman Program Keluarga Berencana

Efektifitas Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

Penyuluhan Keluarga Berencana  dalam Meningkatkan Pemahaman

Program Keluarga Berencana

Oleh: Nurul Aulia Dewi

guenurul@gmail.com

 

Abstrak

Dalam mensosialisasikan program tentu dibutuhkan strategi dan kecerdasan menggunakan media. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Komunikasi informasi dan edukasi secara lengkap kepada sasaran sesuai dengan fakta yang dihadapinya dengan harapan sasaran dapat berubah sesuai dengan yang kita inginkan. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Upaya yang dilakukan Penyuluh KB di kecamatan Gedebage dalam proses KIE pada masyarakat menggunakan media audio visual dan visual yang disebut dengan KIE Kit. Masyarakat Gedebage lebih mengerti menggunakan media visual dibandingkan audio visual.

 

Key word: Media, Komunikasi, Informasi, Edukasi

 

 

  1. Pendahuluan

Seiring perkembangan zaman, di era modern ini banyak yang mengalami kemajuan. Diantaranya adalah kemajuan Teknologi Informasi (TI). Teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya[1]. Teknologi sudah banyak dikenal kalangan masyarakat, dari yang muda hingga yang tua.  Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini telah mengalami perkembangan sedemikian pesat. Kemajuan  di bidang inilah yang paling cepat memunculkan terbentuknya era global yang antarnegara seakan-akan tidak ada lagi batas-batas teritorial. Globalisasi menunjukkan perubahan besar dalam masyarakat dunia. Apa yang ditunjukkan bukan sesuatu yang mengada-ada. Bukan sekadar soal kita menambah perlengkapan modern, seperti video, fashion, televisi parabola dan computer dalam cara hidup. Kita hidup di dalam dunia yang sedang mengalami transformasi yang luar biasa sehingga pengaruhnya hamper melanda setiap aspek kehidupan. Kita didorong masuk ke dalam tatanan global yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siapa pun, namun dampaknya bias kita rasakan. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menjadi sebuah fenomena yang selalu menarik untuk diminati. Teknologi komunikasi dan informasi merupakan perangkat teknologi yang membantu manusia dalam berhubungan atau berinteraksi dengan manusia lain. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menjadikan manusia dalam berhubungan dengan pihak lain seakan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan pun dan dimana pun manusia dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin hubungan, mendapatkan informasi, dan menyebarkan informasi kepada orang lain. Teknologi komunikasi informasi telah memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup manusia. Seperti yang dikatakan oleh Direktur Jeneral Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bahwa saat ini kita sedang berada pada perdaban informasi (Toffler) yang ditandai dengan kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan orang secara cepat mencari, mengolah, mengelola, menyimpan dan menyebarkan informasi. Kondisi tersebut menimbulkan peluberan informasi atau banjir informasi.[2] Perkembangan teknologi yang pesat ini juga membawa lembaga atau badan di Negara menjadi lebih maju.

Indonesia memiliki berbagai macam program yang membutuhkan media komunikasi, informasi dan komunikasi dalam melakukan penyuluhan, seperti Penyuluhan Agama, Penyuluhan Sosial, dan salah satunya adalah Penyuluhan Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha penanggulangan masalah kependudukan. Program Keluarga Berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan Nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Dengan Program Keluarga Berencana Nasional saat ini baru dilakukan salah satu saja dari usaha keluarga berencana, yakni penjarangan kehamilan dengan pemberian alat kontrasepsi. Peran Keluarga Berencana (KB) sangat penting, hal ini bukan saja dilihat dari segi bahwa KB dapat menekan laju peningkatan penduduk, tetapi KB juga berperan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Perkembangan laju peningkatan penduduk di Indonesia dewasa ini kurang menggembirakan. Demikian pula halnya di masa yang akan datang. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan laju peningkatan penduduk yang pesat, usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan tidak bermanfaat. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002–2003 menggambarkan bahwa 57% wanita berstatus kawin saat ini memakai kontrasepsi cara KB modern dan 4% memakai cara  tradisional. Persentase wanita memakai kontrasepsi telah meningkat dari 50% di tahun 1991 dan dari 57% di tahun 1997[3]. Alat kontrasepsi yang paling banyak dipakai adalah suntikan (28%), pil (13%) dan Intrauterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebanyak 6% menurut SDKI 1997 proporsi drop out peserta KB (discontinuation rate) adalah 24%. Alasan penghentian antara lain adalah 10% karena efek samping/alasan kesehatan, 6% karena ingin hamil lagi, dan 3% karena kegagalan. Media komunikasi, informasi dan edukasi menjadi salah satu strategi dalam melaksanakan penyuluhan dan mempermudah masyarakat memahami permasalahan yang ada di Indonesia. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai instansi yang memiliki kewenangan dalam pengendalian kuantitas dan meningkatkan kualitas penduduk tentunya tidak tinggal diam dalam mengantisipasi  perubahan lingkungan strategis yang terjadi dewasa ini. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan perhatian khusus pada masalah tingginya angka kelahiran sehingga dipandang memerlukan penanganan khusus untuk hal tersebut. Usaha untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk ke arah suatu angka pertumbuhan penduduk yang diinginkan ditempuh melalui suatu kebijaksanaan dan kegiatan pemerintah dibidang kependudukan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mengubah persebaran penduduk agar serasi, selaras, dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. BKKBN memiliki  lima program Pokok KB yang meliputi:

  1. Program KB dan Kesehatan Reproduksi.
  2. Program GenRe (Generasi Berencana).
  3. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga.
  4. Program Penguatan Kelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas
  5. Sistem Informasi Kependudukan dan Keluarga (Siduga).

Dari lima program tersebut terdapat program turunan dari lima program Pokok KB atau program yang terlaksana di UPTD KB, Penyuluh KB yang berada di Kecamatan. Dalam mempromosikan program-programnya, BKKBN memiliki strategi untuk mensukseskan programnya, salah satunya dengan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Demikian pula Penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Gedebage yang melakukan penyuluhan dan mensosialisasikan programnya dengan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam program Keluarga Berencana (KB). Program KB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan masyarakat Kecamatan Gedebage yang bahagia dan sejahtera.

            Dalam mensosialisasikan program tentu dibutuhkan strategi dan kecerdasan menggunakan media. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting dalam memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan KB, oleh karena itu saya memilih judul Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Penyuluhan Keluarga Berencana  dalam Meningkatkan Pemahaman Program Keluarga Berencana”.

 

  1. Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Penyuluhan Keluarga Berencana

1.      Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Penyuluhan Keluarga Berencana

  1. Pengertian Media, Komunikasi, Informasi dan Edukasi

Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi[4] Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.[5]

Makna hakiki communicatio (Latin) adalah communis yang berarti sama, atau adanya kesamaan arti, dengan begitu makna asal komunikasi adalah terjadinya kesamaan arti antara orang-orang yang saling berhubungan. Oleh sebab itu, jika diantara orang yang terlibat hubungan tertentu terjadi kesamaan arti mengenai apa yang disampaikannya sebagai sebuah pesan) maka dapat dikatakan bahwa komunikasi mereka terjadi secara efektif, terlepas apakah lawan mereka setuju atau tidak mengenai apa yang disampaikannya itu, sebab yang paling penting adalah memiliki kesamaan arti atau terjadi kesepahaman makna mengenai apa yang disampaikannya. Kesamaan arti yang dimaksudkan adalah terjadinya kepahaman diantara orang yang sedang berkomunikasi[6]

Menurut Davis informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang[7]. Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kejadian. Kemudian pengertian lain dari informasi adalah data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan.

Dalam kamus besar bahasa inggris education berarti pendidikan, sedangkan menurut Sugihartono pendidikan berasal dari kata didik atau mendidik yang berarti memelihara dan membentuk latihan[8]. Pendidikan dan edukasi memiliki pengertian yang berbeda, pendidikan adalah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, dan cara medidik. Pendidikan adalah proses pembelajaran yang didapat oleh setiap manusia dalam hal ini adalah peserta didik, tujuannya adalah untuk membuat peserta didik itu paham, mengerti serta mampu berfikir lebih kritis.

Komunikasi informasi dan edukasi secara lengkap kepada sasaran sesuai dengan fakta yang dihadapinya dengan harapan sasaran dapat berubah sesuai dengan yang kita inginkan.[9]

  1. Tujuandilaksanakannya program KIE
  • Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik keluarga berencana sehingga tercapai penambahan peserta baru.
  • Membina kelestarian pesertakeluarga berencana.
  • Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio cultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan.
  • Untuk mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehinggamasyarakatmelaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.

 

  1. Prinsip KIE

Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah :

  • Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah.
  • Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu ( status pendidikan, social ekonomi dan emosi ) sebagaimana adanya.
  • Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
  • Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari – hari.
  • Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan risiko yang dimiliki ibu.

 

  1. Jenis-Jenis Kegiatan dalam KIE
  • KIE Individu

Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan individu sasaran program KB.

  • KIE Kelompok

Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan kelompok (2-15 orang)

  • KIE Massa

Suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.

  • Motivasi

Motivasi pada pasien KB meliputi: Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada kebutuhan individu klien; Menggunakan komunikasi satu arah; Menggunakan komunikasi individu, kelompok atau massa.

  • Edukasi / pendidikan

Pelayanan KB yang diberikan pada pasien mengandung unsur pendidikan sebagai berikut: Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia; Menyediakan informasi terkini dan isu; Menggunakan komunikasi satu arah atau dua arah; Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa; Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

  • Konseling

Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan; Menjadi pendengar aktif; Menjamin klien penuh informasi; Membantu klien membuat pilihan sendiri.

 

  1. Pemahaman Program Keluarga Berencana
  2. Program Keluarga Berencana
  3. Pengertian program Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun  menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya.[10]

 

  1. Sejarah Keluarga Berencana

Keluarga berencana pada awalnya dibentuk oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam tahun 1957. Mula-mula Departemen Kesehatan merupakan penunjang bagi kegiatankegiatan PKBI, dengan menyediakan BKIA-BKIA serta tenaga kesehatan sebagai sarana pelayanan keluarga berencana. Pada tahun 1967, Presiden Soeharto turut serta menandatangani Deklarasi Kependudukan Dunia, bersama dengan pemimpn-pemimpn dunia lainnya. Sejak saat itu Program Keluarga Berencana di Indonesia mulai memasuki tahap yang lebih maju, perhatian mulai dicurahkan pada masalah kependudukan. Untuk mengelola Program Keluarga Berencana, tahun 1968 dibentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN), Lembaga tersebut dibubarkan oleh pemerintah pada tahun1970. Kemudian dibentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yaitu suatu badan pemerintah nondepartemental yang bertugas mengkoordinasikan segala kegiatan yang menyangkut pelaksanaan Program Keluarga Berencana secara Nasional. Pada Tahun 1979 seluruh Indonesia sudah dapat dicakup dalam Program Keluarga Berencana Nasional.

 

  1. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga  dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:

Tujuan KB berdasar Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (RENSTRA) 2005-2009 meliputi:

 

  1. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 yang meliputi:

  • Menurunnya rata-rata laju pertumbuhanpenduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
  • Menurunnya angka kelahirantotal (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
  • Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anaklagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
  • Meningkatnya peserta KB laki-lakimenjadi 4,5 persen.
  • Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsiyang rasional, efektif, dan efisien.
  • Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
  • Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
  • Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif
  • Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB
  1. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)

Ruang lingkup KB antara lain:

 

  1. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)
  • Pendekatan kemasyarakatan (community approach).

Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

  • Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).

Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.

  • Pendekatan integrative (integrative approach)

Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.

  • Pendekatan kualitas (quality approach).

Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.

  • Pendekatan kemandirian (self rellant approach)

Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.

 

  1. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)

Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:

  • Penurunan angkakematian ibu dan anak
  • Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
  • Peningkatan kesejahteraankeluarga
  • Peningkatan derajatkesehatan
  • Peningkatan mutu dan layananKB-KR
  • Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
  • Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

 

  1. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)

Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas.

  • Pengaruh positif Program KB

Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.

Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.

 

  • Pengaruh negatif Program KB

Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.

Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.

 

  1. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).

Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB), yaitu:

  • Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman,sehat dan diinginkan.
  • Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.
  • Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.

Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :

  • Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan peningkatan kualitas penduduk.
  • Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi.
  • Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan berkeluarga.
  • Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh.

 

  1. Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Penyuluhan Keluarga Berencana dalam Meningkatkan Pemahaman Program Keluarga Berencana

Dalam mempromosikan program-programnya, BKKBN memiliki strategi untuk mensukseskan programnya, salah satunya dengan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Komunikasi informasi dan edukasi secara lengkap kepada sasaran sesuai dengan fakta yang dihadapinya dengan harapan sasaran dapat berubah sesuai dengan yang kita inginkan.  Dalam mensosialisasikan program tentu dibutuhkan strategi dan kecerdasan menggunakan media. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran.

Observasi yang saya lakukan di kecamatan Gedebage, Penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Gedebage pun melakukan penyuluhan dan mensosialisasikan programnya dengan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam program Keluarga Berencana (KB). Program KB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan masyarakat Kecamatan Gedebage yang bahagia dan sejahtera.

Upaya yang dilakukan Penyuluh KB di kecamatan Gedebage dalam proses KIE pada masyarakat menggunakan media audio visual dan visual yang disebut dengan KIE Kit. Media audio visual menggunakan CD yang nantinya akan ditayangkan ketika proses penyuluhan berlangsung. Tetapi media audio visual hanya digunakan ketika masyarakat Gedebage meminta untuk ditayangkan video. Penanyangan video ini hanya ada diwaktu tertentu karena harus menyiapkan ruangan khusus dan perangkat lain seperti infocus, speaker dan laptop. Sedangkan media visual yang ada di KIE Kit berupa lembar balik, alat peraga reproduksi laki-laki dan perempuan, macam-macam alat-alat kontrasepsi. Berbeda dengan media audio visual yang digunakan hanya pada waktu tertentu, media visual digunakan lebih sering dalam proses penyuluhan. Dikarenakan masyarakat Gedebage lebih mengerti jika diberikan media visual. Dan waktu yang digunakan untuk penyuluhan dengan media visual bisa menggunakan waktu ketika berkumpul dengan ibu-ibu PKK.

Dapat dikatakan pemahaman masyarakat Gedebage terhadap media KIE yang digunakan oleh penyuluh KB jika dikategorikan adalah baik. Karena masyarakat mengerti informasi dan edukasi yang diberikan melalui komunikasi yang ditunjang oleh beberapa media yang digunakan oleh penyuluh KB. Inipun ditunjang dari jenjang pendidikan masyarakat Gedebage yang rata-rata lulusan SMA dengan jumlah 5.564 (laki-laki: 2.696; perempuan: 2.868). Maka dari itu tujuan dilaksanakannya KIE yang ditunjang dengan media KIE bisa terlaksana dengan baik. Seperti yang sudah dipaparkan tentang tujuan dilaksanakannya KIE adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik keluarga berencana sehingg tercapai penambahan peserta baru; membina kelestarian peserta keluarga berencana; meletakkan dasar bagi mekanisme sosio cultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan; untuk mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakatmelaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.

Dalam proses pemahaman masyarakat Gedebage pun ditunjang dengan penyuluh KB yang menerapkan prinsip KIE. Agar mudah dipahami oleh masyarakat Gedebage, penyuluh KB menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Jika diperlukan menggunakan bahasa daerah diperkenankan karena masyarakat akan lebih memahami jika menggunakan bahasa daerahnya.

 

  1. Penutup

Saat ini kita sedang berada pada perdaban informasi (Toffler) yang ditandai dengan kema+juan teknologi komunikasi yang memungkinkan orang secara cepat mencari, mengolah, mengelola, menyimpan dan menyebarkan informasi. Kondisi tersebut menimbulkan peluberan informasi atau banjir informasi. Dampak positif dari pesatnya kemajuan teknologi ini dapat menunjang media yang digunakan untuk memajukan lembaga atau badan pemerintahan di Indonesia. Indonesia memiliki berbagai macam program yang membutuhkan media komunikasi, informasi dan komunikasi dalam melakukan penyuluhan KB. Media yang dalam proses penyuluhan akan menunjang penyuluh KB dalam menyampaikan materi penyuluhan.

BKKBN memiliki strategi untuk mensukseskan programnya, salah satunya dengan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Komunikasi informasi dan edukasi secara lengkap kepada sasaran sesuai dengan fakta yang dihadapinya dengan harapan sasaran dapat berubah sesuai dengan yang kita inginkan.  Dalam mensosialisasikan program tentu dibutuhkan strategi dan kecerdasan menggunakan media. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Media KIE yang digunakan dalam proses penyuluhan KB adalah untuk menunjang 5 program pokok KB, yaitu:

  1. Program KB dan Kesehatan Reproduksi.
  2. Program GenRe (Generasi Berencana).
  3. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga.
  4. Program Penguatan Kelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas
  5. Sistem Informasi Kependudukan dan Keluarga (Siduga).

Upaya yang dilakukan Penyuluh KB di kecamatan Gedebage dalam proses KIE pada masyarakat menggunakan media audio visual dan visual yang disebut dengan KIE Kit. Media audio visual menggunakan CD yang nantinya akan ditayangkan ketika proses penyuluhan berlangsung. Tetapi media audio visual hanya digunakan ketika masyarakat Gedebage meminta untuk ditayangkan video. Penanyangan video ini hanya ada diwaktu tertentu karena harus menyiapkan ruangan khusus dan perangkat lain seperti infocus, speaker dan laptop. Sedangkan media visual yang ada di KIE Kit berupa lembar balik, alat peraga reproduksi laki-laki dan perempuan, macam-macam alat-alat kontrasepsi. Berbeda dengan media audio visual yang digunakan hanya pada waktu tertentu, media visual digunakan lebih sering dalam proses penyuluhan. Dikarenakan masyarakat Gedebage lebih mengerti jika diberikan media visual.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

AECT (Association of Education and Communication Technology). 1977. Buku Teks Bahasa Indonesia. Jakarta: Rajawali.

Ahmad, Rohani. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

AS, Enjang. 2009. Komunikasi Konseling. Bandung: Nuansa

Demografi BPS. “Ringkasan Hasil Survei Demografi dan Kesehatan 2002-2003”. 1 April 2017. http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/sdki/BahanAjarSDKI2007/Lainnya/Publikasi%20SDKI%202002-2003/RingkasanSDKI02-03.pdf

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Effendy, Onong Uchjana. 1992. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Fathonah, Siti. 2012. Buku Pegangan Tenaga Penggerak Desa/Kota (TPD/TPK). Bandung: BKKBN Propinsi Jawa Barat

Ishak. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2 pp 87.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Maryani, Eni, dkk. 2016. Saatnya Melek Media, Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Posyandu Kota Bogor. “Pengertian Keluarga Berencana”.  1 April 2017. http://posyandu.org/pengertian-kb.html

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

[1] Ishak, “Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi”, (Pustaka: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, 2008), Vol. 4, No. 2 pp 87.

[2] Eni Maryani, dkk, Saatnya Melek Media, (Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2016), hlm. iii

[3] http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/sdki/BahanAjarSDKI2007/Lainnya/Publikasi%20SDKI%202002-2003/RingkasanSDKI02-03.pdf  (diakses 1 April 2017)

[4] Rohani Ahmad, “Media Intruksional Edukatif”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 2

[5] AECT (Association of Education and Communication Technology), “Buku Teks Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Rajawali, 1977), h.162.

[6] Onong Uchjana Effendy, “Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik” (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 3.

[7] Abdul Kadir, “Pengenalan Sistem Informasi”, (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hlm. 28.

[8] Sugihartono, dkk, “Psikologi Pendidikan”, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hlm. 3.

[9] Siti Fathonah, “Buku Pegangan Tenaga Penggerak Desa/Kota (TPD/TPK)”, (Bandung: BKKBN, 2012), hlm.  22.

[10] http://posyandu.org/pengertian-kb.html (diakses 1 April 2017).

Tinggalkan komentar